Bhineka Tunggal Ika: Kekayaan dalam Keharmonisan
Salah satu konsep terpenting yang dijunjung tinggi di Desa Jeruklegi Wetan, Kecamatan Jeruklegi adalah “Bhineka Tunggal Ika”. Konsep ini berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Masyarakat desa ini meyakini bahwa keberagaman adalah kekayaan dan kekuatan yang harus dirayakan dan dijaga.
Desa Jeruklegi Wetan terletak di Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap. Desa ini memiliki kepala desa yang bernama Bapak Evi Sulistyawan, S.E. Dalam kepemimpinannya, Beliau selalu mengedepankan nilai-nilai toleransi, persatuan, dan keharmonisan antarwarga yang berbeda suku, agama, dan budaya.
Di Desa Jeruklegi Wetan, keberagaman masyarakat terlihat dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Mulai dari keyakinan agama yang berbeda, tradisi dan adat istiadat yang unik, hingga bahasa yang digunakan. Meskipun demikian, harmoni tetap tercipta di antara mereka.
Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat di Desa Jeruklegi Wetan. Meskipun mayoritas penduduk di desa ini berasal dari suku Jawa, mereka juga memiliki bahasa daerah yang khas. Selain itu, beberapa warga juga menggunakan bahasa daerah dari suku-suku lain seperti sunda, suku bangsa, dan lain sebagainya. Namun, ini tidak pernah menjadi penghalang dalam berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain.
Keharmonisan dalam Perbedaan
Salah satu contoh yang mencerminkan keharmonisan dalam perbedaan di Desa Jeruklegi Wetan adalah perayaan hari raya agama. Meskipun mayoritas warga desa ini menganut agama Islam, mereka tetap merayakan hari raya agama lain seperti Natal bagi warga Kristen, Nyepi bagi warga Hindu, Waisak bagi warga Buddha, dan sebagainya. Perayaan tersebut dihadiri oleh seluruh warga desa tanpa melihat perbedaan agama yang mereka anut. Ini menjadi bukti nyata bahwa perbedaan agama tidak menjadi pemisah, tetapi malah mempererat hubungan antarwarga.
Tidak hanya dalam hal agama, Desa Jeruklegi Wetan juga menjunjung tinggi kearifan lokal dan adat istiadat. Setiap tahun, desa ini menggelar acara Ragawi Jawa yang berisi pertunjukan seni tradisional, seperti tarian, musik, dan wayang kulit. Acara ini dihadiri oleh warga desa dari berbagai suku dan agama, serta turut dimeriahkan oleh tamu dari luar desa. Hal ini menjadi momentum bagi warga desa untuk melestarikan budaya lokal dan menjaga keharmonisan dalam perbedaan mereka.
Kebersamaan dan gotong royong juga menjadi ciri khas di Desa Jeruklegi Wetan. Warga desa memiliki tradisi gotong royong dalam setiap kegiatan, baik itu pembangunan infrastruktur desa maupun kegiatan sosial. Semua warga desa, tanpa memandang perbedaan sosial ekonomi, status, atau suku, berpartisipasi aktif dalam gotong royong. Keharmonisan dalam perbedaan menjadi motivasi utama dalam setiap kegiatan gotong royong tersebut.
Bersatu dalam Perbedaan: Menghormati dan Menerima
Dalam menjaga keharmonisan di Desa Jeruklegi Wetan, prinsip saling menghormati dan menerima perbedaan menjadi landasan utama. Warga desa dihimbau untuk menghormati keyakinan agama, budaya, dan adat istiadat masing-masing, tanpa mengurangi rasa persatuan dan kebersamaan.
Merayakan perbedaan adalah sesuatu yang harus dijaga dan diterapkan oleh setiap warga desa. Keberagaman adalah kekuatan yang dapat memperkaya kehidupan bermasyarakat. Desa Jeruklegi Wetan menjadi contoh yang inspiratif tentang bagaimana perbedaan dapat dijadikan dasar keharmonisan yang kokoh.
Melalui semangat Bhineka Tunggal Ika, Desa Jeruklegi Wetan mengajarkan kepada kita semua tentang pentingnya bersatu dalam perbedaan. Dalam sebuah masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, keharmonisan di tengah perbedaan adalah kunci untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Jadi, apakah kita siap untuk menghargai perbedaan satu sama lain dan bersatu dalam keragaman? Mari kita jadikan Desa Jeruklegi Wetan sebagai teladan dalam menjalin keharmonisan di tengah perbedaan.
